C’est la vie

Ketika saya masih TK, atau mungkin SD, guru saya bilang bahwa roda kehidupan itu selalu berputar. Makanya kita tidak boleh terlalu sedih, dan vice versa, juga tidak boleh terlalu senang. Harus selalu waspada.

Saya yang masih kecil, mendefinisikan konsep roda kehidupan yang berputar itu seperti si Kaya dan si Miskin. Bahwa orang yang kaya, nanti akan mendapatkan bagiannya untuk menjadi miskin dan begitu juga sebaliknya. Saya mengandaikan seorang tukang becak yang nanti bisa menjadi bos. Atau seorang bos tekstil yang nanti akan menjadi tukang becak. Dulu saya mikir, kok ekstrim banget ya orang yang dulunya kaya jadi miskin. Memang banyak sih fenomenanya di sekitar kita, tapi tetap saja ekstrim.

Tapi semakin saya menua, saya mulai mengaitkan roda kehidupan itu dengan kondisi bahagia atau senang. Tidak seekstrim kaya dan miskin. Minggu kemarin saya benar-benar merasa geli ketika menyadari, bahwa hidup saya semingguan kemarin benar-benar selalu berubah drastis. Seperti, di hari Senin saya senang seharian, Selasanya sedih, Rabunya ada berita gembira, Kamisnya ada kerjaan segunung, dan begitu seterusnya. Benar-benar seperti konsep roda kehidupan yang berputar ya.

Jadi ketika hari ini saya merasa sedih, beberapa saat kemudian saya merasa tenang lagi. Ya memang ini namanya hidup. Kalau sedih ya sedih saja. Akan ada jatahnya untuk bahagia, mungkin besok. Ya, semoga ๐Ÿ™‚

2 thoughts on “C’est la vie

Leave a comment